Sistem transaksi token PLN berbeda
dengan transaksi pulsa elektrik All operator. Dimana transaksi ke server
PLN dibatasi denom minimal 20.000 dan maximal 10.000.000 ,- dan jumlah
KWH yang diterima.Transaksi permintaan ke server PLN melalui server
hilir dan hulu PLN bisa dilakukan dengan nominal 20.900 , 49.500 ,
98.200 atau 997.100 dimana permintaan denom yang diminta ke server PLN
menghasilkan respon yang berbeda dari jumlah KWH yang diterima
pelanggan.
Pemintaan ke server PLN dengan jumlah
49.500 akan menghasilkan jumlah KWH yang berbeda jika dilakukan dengan
nominal 50.000 . Sehingga selain menghitung besaran fee yang diterima
sebaiknya juga dihitung besaran KWH yang diterima oleh pelanggan /
pembeli. Apakah sesuai atau lebih rendah.
Contoh balasan dari PLN :
SN-> IDPEL=01112130172 NAMA=KARIM
SNTOKEN=59169886409932038045 PLNREF=42E02E5100854EFCB0388CB5546B635E
REFNBR=349920 KWH=R1/450 TAGIHAN=20000 ADMIN=1600 METERAI=0 PPN=0
PPJ=1672,73 ANGSURAN=0 RPTOKEN=16727,27 JMKWH=40,4 INFO="Rincian Tagihan
Dapat Diakses di www.pln.co.id atau PLN Terdekat";
Perhitungan KWH yang seharusnya didapat :
Pembelian denom 20.000 untuk R1/450watt tarif per kwh TDL PLN = Rp 415 / KWH
Rp token = Denom - admin - materai - PPN - PPJ
Jumlah KWh yang didapat = JMKWH = Rp Token / tarif.
Sehingga :
20.000 - 1600 - 0 - 0 - 1672,73 =16.727,27
PPJ berbeda untuk setiap daerah, karena merupakan pajak daerah.
Sehingga jumlah kwh yang seharusnya didapat = 16.727,27 : 415 = 40,3066
Perbandingan reply transaksi dengan
perhitungan 40,4 dan 40,3066 selisih pembulatan 0,0934 . Sehingga
pembeli tidak merasa dirugikan dan penjual bisa menjelaskan berapa KWH
yang didapat oleh pembeli jika membeli denom yang dimaksud.
|